Sukses

Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 28 Februari 2024: Siang Nanti Mayoritas Turun Hujan

Pagi hari di Indonesia, Rabu (28/2/2024) sebagian langitnya diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Indonesia, Rabu (28/2/2024) sebagian langitnya diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca hujan ringan pagi hari ini diprediksi guyur Jakarta Pusat, Tarakan, Tanjung Pinang, Kupang, Makassar, dan Palembang.

Untuk cuaca siang nanti diprakirakan sebagian bakal cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, kabut, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Hujan dengan intensitas ringan diprediksi BMKG turun di Denpasar, Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Bandung, Banjarmasin, Palangkaraya, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Mataram, Kota Jayapura, Makassar, Padang, Palembang, dan Medan siang nanti.

Lalu siang nanti juga wilayah Serang dan Yogyakarta diprakirakan hujan sedang serta waspada hujan petir di langit Surabaya dan Kupang.

Kemudian malam hari nanti, cuaca Indonesia diprediksi sebagiannya berawan, cerah berawan, hujan ringan, dan hujan petir.

Cuaca hujan ringan diprakirakan mengguyur wilayah Yogyakarta, Gorontalo, Pangkal Pinang, Manokwari, Makassar, dan Medan malam nanti serta waspada hujan petir di Bengkulu.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah  Cerah  Cerah Berawan
 Denpasar  Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Serang  Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Bengkulu  Berawan  Hujan Ringan  Hujan Petir
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Hujan Ringan  Berawan  Berawan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jambi   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Semarang   Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Surabaya   Cerah Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Pontianak   Berawan  Berawan  Berawan
 Banjarmasin   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Samarinda  Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Tarakan   Hujan Ringan  Berawan  Cerah Berawan
 Pangkal Pinang  Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Tanjung Pinang   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Bandar Lampung  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Ambon   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Ternate   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Kupang   Hujan Ringan  Hujan Petir  Berawan
 Kota Jayapura  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Manokwari   Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Pekanbaru   Kabut  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Mamuju   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Makassar   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Kendari   Berawan  Berawan  Berawan
 Manado    Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Padang   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Palembang  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Medan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
2 dari 4 halaman

BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem, Mulai Puting Beliung hingga Hujan Es pada Maret-April 2024

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret - April 2024.

"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu 25 Februari 2024.

Dwikorita menyampaikan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia. Hal ini, kata dia, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.

Diterangkan Dwikorita, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Apabila kondisi atmosfer menjadi labil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.

"Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tambah Dwikorita.

3 dari 4 halaman

Peningkatan Curah Hujan

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa berdasarkan monitoring yang dilakukan BMKG, terdapat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia. Di antaranya yaitu pertama, aktivitas monsun Asia yang masih dominan.

Kedua, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Samudra Hindia Bagian Timur) yang diprediksi akan memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia pada beberapa pekan ke depan.

Selanjutnya, ketiga adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian Selatan, Tengah, dan Timur. Keempat, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.

"Seluruh fenomena atmosfer tersebut berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem di berbagai wilayah di Indonesia," imbuh Dwikorita.

4 dari 4 halaman

Imbauan BMKG

Lebih lanjut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba.

Cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.

Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan aktivitas di luar ruangan termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari/hujan seperti payung, topi, atau jas hujan.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan saat memasuki pergantian musim, potensi terjadinya angin puting beliung juga ikut meningkat.

Karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan senantiasa mengupdate informasi dan Peringatan Dini cuaca yang dikeluarkan oleh otoritas resmi BMKG.